Ini adalah pengalaman saya dalam mewawancarai seseorang. Mungkin hampir semua orang beranggapan sukses itu dilihat dari pencapaian yang di dapatkan seseorang, sebagai contoh orang dikatakan berhasil bila ia dapat menduduki jabatan yang tingi dalam suatu perusahaan atau menjadi pengusaha yang memiliki outlet besar atau tersebar dibeberapa tempat. Tapi menurut saya kesuksesan dapat terlihat dari usaha dan semangat untuk bangkit dari suatu kegagalan dan keputus asaan yang melandanya.
Kali ini saya mewawancarai seorang Penjual Bubur Ayam keliling, dia bernama Fendi Darmo yang biasa dipanggil dengan Mas Bur. Mas Bur ini lahir di Bumi Ayu pada tanggal 14 Agustus 1972. Dia anak kedua dari 4 bersaudara. Dahulu dia bersekolah di SDN 1 Paguyuban dam SMP Benda Al-Hikmah. Namun dia tidak melanjutkan sekolah kebangku SMA karena keterbatasan biaya. Berikut adalah hasil wawancara saya bersama Mas Bur.
S adalah Saya
N adalah Narasumber
S : Cita-cita mas apa sih sewaktu kecil?
N : Cita-cita saya sewaktu kecil sih pengennya jadi guru tapi gagal jadi mau apalagi, SMA ja ga gimana mau jadi guru ya ga.Pernah sih ngelamar jadi guru sewaktu masih di kampung tapi ya gitu pada nolak.
S : Prestasi yang mas dapat dulu apa saja kalo boleh tau?
N : Kalo dulu sih saya pernah juara 1 lomba sepak bola tingkat Kabupaten, waktu zaman-zaman masih SD itu juga.
S : Wah,patut dibanggakan juga itu mas. Kalau prestasi dalam akademik ada ga mas?N : Kalo akademik sih kayanya ga ada.hehe....
S : Kalau bolah tau,mas merantau kesini pada tahun berapa dan alasannya apa?
N : Dulu merantau tahun 1992, alasan merantau kesini ya pengen lebih maju,dikampung paling pekerjaannya sebagai petani,lagi pula saya mau membantu orang tua meyekolahkan adik-adik saya biar nasibnya lebih baik,amin.
S : Dulu saat pertama kali disini,pekerjaan mas pertama kali apa?
N : Kalau pekerjaan pertama kali sya menjadi buruh, setelah bekerja selama 1,5 tahun akhirnya saya kena PHK,setelah itu saya mulai mencari pekerjaan baru dimulai dari supir pelayan resto buruh pabrik satpam tapi saya di tolak,akhirnya saya menganggur kurang lebih 10 bulan, uang sudah hampir habis,belum kebutuhan makan anak dan istri,disitu saya hampir putus asa,teman saya mengajak saya berjualan bubur.
S : Dulu modal awal berjualan bubur berapa mas ?
N : Modal awal berjualan bubur 100.000 pada tahun 1994 untuk membuat gerobak dan bahan baku serta lain-lainnya.
S : Suka duka saat awal berdagang apaan aja mas?
N : Kalau awal memulai dagang sih banyak dukanya, mulai dari sulitnya mencari pedagang, trus dulu juga pernah gerobak hancur karena ada demo.
S : Trus yang mas lakukan apa setelah kejadian itu?
N : Waktu itu juga sempet mikir buat balik lagi ke kampung tapi berkat dukungan istri akhirnya saya membangun kembali gerobak dan mencari tempat berdagang baru.
S : Kalau sekarang omzet yang didapatkan kira-kira berapa mas?
N : Kalau pelanggan sedang sepi bisa dapat 2.000.000 rupiah tapi kalu sedang ramai ya alhamdulillah bisa untuk menabung.
S : Nah kalo sekarang suka dukanya apa mas
N : Suka dukanya ya jadi banyak teman sudah memiliki pelanggan tetap, dapat lokasi yang strategis, dukanya kalau pelanggan sedang sepi lalu kehujanan.
S : Harapan kedepannya apa mas dengan berdagang bubur ini ?
N : harapannya kedepan ya bisa mengembangkan usaha ini saja,itu juga sudah cukup bagi saya.
S : Ada pesan ga biat yang mau memulai berdagang?
N : Pesannya jangan pantang menyerah,beranilah untuk mencoba sesuatu yang baru, teruslah bangkit dari kegagalan.
Kesimpulan yang saya ambil dari wawancara terhadap mas bur adalah
- Untuk mencapai sesuatu tidaklah mudah harus membutuhkan kerja keras dengan pantang menyerah dan selalu bangkit di setiap kita gagal.
- Jangan mudah putus asa karena ada keberhasilan di depan yang menyambut kita.
- Selain berusaha kita juga haru ingat kepada sang pencipta karena dapat membimbing kita menemukan jalan terbaik dalam menyelesaikan suatu masalah.
0 komentar:
Posting Komentar