Cara mengetahui orang berbohong
Pernahkah
anda berbohong ? atau dibohongi ? Kebanyakan orang pasti pernah melakukan dan
mengalaminya. Hmmm… apakah hari ini anda berbohong atau dibohongi ? Sakit kan
kalau kita dibohongi, maka dari itu jadilah orang yang jujur tanamakanlah
kejujuran sejak usia dini, toh berbohong juga adalah perbuatan dosa, nah
berikut ini adalah cara mengetahui orang yang berbohong :
1. Ketahuilah cara dia biasanya berbicara
Sebagai seorang teman, anda pasti mengetahui cara biasanya sahabat
atau orang yang anda kenal ketika berbicara. Ada hal-hal yang khas dari setiap
orang ketika mengujarkan sesuatu, baik ketika sedih, senang, marah, dan lain
sebagainya. Biasanya ciri ini juga diikuti dengan gesture khusus, seperti gerak
bibir, tangan, badan, mata, alis dan lain sebagainya yang satu sama lain
memiliki perbedaan. Cara-cara yang tidak sama dengan cara yang biasanya
dilakukan ketika berbicara bisa menjadi petunjuk awal.
2. Perhatikan tekanan-tekanan dalam pola bicaranya
Seseorang yang berada dalam tekanan dan desakan psikologis juga
mengalami tekanan fisik tertentu sebagai imbasnya. Misalnya detak jantung yang
meningkat dan aliran darah yang cepat. Hal ini mempengaruhi aktivitas fisik
lainnya, dalam hal ini adalah aktivitas berbicara. Orang yang berbohong
cenderung memiliki nada bicara dan tekanan yang tidak wajar. Hal ini
dikarenakan oleh tekanan serta pertimbangan pikiran yang tarik ulur dalam
menyatakan kebohongan. Pada dasarnya, menyatakan kebohongan adalah hal yang
secara alamiah akan memberikan tekanan sekaligus pada kondisi psikologi, fisik,
serta mental. Oleh karena itu, tekanan yang muncul lebih besar,
3. Lihatlah beberapa pertanda dan gesture (gerak-gerik) khusus
yang muncul.
Berikut ini adalah beberapa pertanda dan gesture yang seringkali
dijumpai pada orang yang sedang berbohong;
·
Gerak
tubuh yang minim atau sama sekali tidak bergerak atau justru bergerak secara
berlebihan. Orang
yang sedang berbohong cenderung 'membeku', tidak sering berhadapan dengan lawan
bicara,dan berusaha meminimalisasi gerak tubuhnya. Ada pula yang justru bergrak
secara berlebihan. Semua itu adalah usaha untuk menghindari munculnya
tanda-tanda bahwa dia sedang berbohong. Namun, hal ni justru juga bisa menjadi
petunjuk bahwa seseorang sedang berbohong.
·
Tidak ada
kontak mata. Orang
sedang berbohong seringkali menghindari kontak mata. Secara naluriah, dia akan
menghidari tatapan mata lawan bicaranya. Kontak mata dalam berbicara merupakan
pendukung dan juga menyimpan informasi tambahan ketika berbicara. Dengan
melakukan kontak mata, seseorang yang sedang dibohongi akan menangkap signal
informasi yang tidak sinkron dengan apa yang diucapkan. Itulah mengapa kemudian
ada juga ilmu ilmiah membaca pikiran orang lain melalui kontak mata.
·
Gesture
bagian tubuh lain yang menunjukkan rasa tertekan. Misalnya mengkukur2, memainkan kuku jari,
mengedipkan mata secara berlebihan, menelan ludah berkali-kali, dan gerakan
lain yang dilakukan berulang-ulang. Perasaan takut, gugup, tidak nyaman, serta
bayangan tentang apa yang akan terjadi jika dia diketahui berbohong akan
membuat orang mengalami tekanan yang tinggi dan melakukan hal-hal yang
sebenarnya menunjukkan kegelisahan.
·
Melihat
ke bagian kanan atas. Melihat
ke arah ini diasosiasikan sebagai usaha untuk memperkerjakan dan mengolah otak
kanan untuk memunculkan imajinasi, yaitu usaha untuk membuat jalinan cerita
berdasarkan apa yang telah diceritakannya. Sebaliknya, melihat ke bagian kiri
disosiasikan sebagai usaha memanggil memori untuk menyatakan kebenaran/jalinan
cerita yang sesungguhnya.
·
Mata yang
terbuka lebar dan memasang tampang innocent (tidak bersalah). Kebiasaan di masa kecil yang masih kita bawa
sekarang adalah membuka mata selebar-lebarnya dan membuat tampang innocent,
seolah-olah hendak berkata, "Siapa? ....Aku yang bersalah?!" Hal ini
sering kita lakukan pada saat kecil dulu ketika mama memergoki ada sebungkus
roti gede yang hilang dari kulkas. !(^^)
·
Bicara
yang tersendat-sendat (paused). Tidak semua orang memiliki bakat yang besar dalam membuat
cerita serta berbicara dengan lancar pada saat berbohong. Sehingga, seringkali
ditemui pembicaraan yang dihentikan sejenak dan dalam tempo yang tidak wajar.
Biasanya terjadi ketika suatu bagian cerita bohong hendak dilontarkan, yaitu
ketika dia sedang berusaha mengarang suatu jalinan cerita. Di sinilah biasanya
cerita yang disampaikan mulai tidak konsisten dan berubah-ubah.
·
Menyentuh
hidung dan menutup wajah atau mulut. Ini juga merupakan bawaan sejak kecil, yang merupakan respon
reflektif ketika seseorang ingin menutup-nutupi sesuatu.
·
Nada
bicara yang tinggi. Orang
yang berbohong cenderung menaikkan nada bicara. Baik karena sebagai usaha
menegaskan informasi yang disampaikan, emosi yang meningkat, maupun tekanan
yang tinggi. Hal ini akan sangat mudah diketahui apabila anda telah mengenal
kebiasaan berbicara lawan bicara.
4. Mengurangi/menghilangkan informasi yang harus disampaikan.
Berbohong tidak hanya dengan mengucapkan hal yang tidak
sebenarnya, namun juga dengan menghilangkan informasi yang seharusnya dikatakan
pada lawan bicara. Indikasi ini sebenarnya justru lebih mudah diketahui karena
biasanya jalinan informasi/atau cerita yang disampaikan menjadi tidak utuh dan
menimbulkan banyak pertanyaan. Pertanda-pertanda tersebut di atas masih tetap
akan muncul. Setelah menyampaikan informasi dengan gaya yang meyakinkan, dia
akan melakukan gesture-gesture tertentu, misalnya menyentuh hidung atau menutup
mulut/wajah.
5. Tanyailah orang yang anda duga berbohong.
Tentu saja cara ini juga akan mengundang resiko besar. Apabila,
ternyata lawan bicara anda tidak berbohong, maka cara ini akan membawa dampak
buruk. Oleh karena itu, pergunakan cara ini juka anda telah mendapatkan banyak
pertanda di atas dan anda yakin benar bahwa lawan bicara anda telah berbohong.
Akan tetapi, membiarkan dan tidak menanyai orang yang sedang berbohong pun juga
akan berdampak sangat buruk, terutama bagi si pelaku. Oleh karena itu, cara ini
juga merupakan solusi agar si pelaku kebohongan mengaku dan masalah kemudian
dapat dicarikan solusi untuk diselesaikan.
6. Gunakan Intuisi.
Percaya atau tidak, manusia diciptakan memiliki intuisi. Selain
itu, manusia diciptakan untuk mengatakan kebenaran. Oleh karena itu manusia pada
dasarnya susah untuk melakukan kebohongan dan sulit untuk dibohongi. Intuisi
sama sekali berbeda dengan nafsu, karena nafsu berkaitan dengan keinginan,
sehingga bersifat subjektif. Sedangkan intuisi bersikap objektif dan tidak
berdasarkan dengan keinginan. Jadi merasa dibohongi dan berprasangka dibohongi
tidaklah sama. Sebelum meyakini diri anda dibohongi, tanyakanlah pada diri anda
apakah ini karena prasangka ataukah karena intuisi anda. Meskipun anda pada
akhirnya tidak tahu apakah anda dibohongi dengan adanya bukti, tapi setidaknya
anda tahu bahwa seseorang sepertinya sedang berbohong pada anda sehingga anda tidak akan
mempercayainya begitu saja.
Nah itu
adalah cara mengetahui orang yang sedang berbohong, silahkan mencoba :D
sumber : telusur
manusia dan harapan
PENGERTIAN
HARAPAN
Harapan
berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga
harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan
menyangkut masa depan.
Setiap
manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati
dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya
berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada
pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing.
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai
harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri
sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud,
maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena
usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Cita-cita
merupakan Impian yang disertai dengan tindakan dan juga di berikan batas waktu.
Jadi kalau kita bermimpi untuk menjadi netpreneur yang sukses, ya… harus di
sertai tindakan jangan cuma berandai-andai saja. Serta jangan lupa di berikan
target waktu sehingga kita punya timeline kapan hal tersebut kita inginkan
terealiasasi. Dari kecil kita pasti dinasehati oleh orangtua, guru ataupun buku
untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit. Semua itu memang benar karena
dengan adanya cita-cita atau impian dalam hidup kita akan membuat kita semangat
dan bekerja keras untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia.
Cita-cita
yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas,
inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung
tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk
menghayal yang tidak-tidak. Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu
mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak
tercapai. Contoh adalah seseorang yang punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia
tidak masuk jurusan ipa dia stress, lalu gagal snmptn / spmb kedokteran dia
stress, dan seterusnya.
Tidak
semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita,
maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak
dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar
cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau
melihat film motivasi hidup seperti laskar pelangi. Bila dibandingkan dengan
cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan
cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita
terdapat persamaan yaitu: keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud,
pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih
baik atau meningkat.
APA
SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN?
Menurut
kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung
disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau
anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan
hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan
berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yang
mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan
dorongan kebutuhan hidup.
1.
Dorongan kodrat
Kodrat
ialah sifat, keadaan, atau pcmbawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri
manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira,
berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia
mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan
kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis,
tertawa, bergembira, dan scbagainya. Seperti halnya orang yang menonton
Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar
penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua
belah pihak gagal, justru sedihlah mereka. Kodrat juga terdapat pada binatang
dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak
dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau
bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu,
ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan
untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan
memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dcngan
budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang
benar dan mana yang salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam
diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan
untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia
lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
2.
Dorongan kebutuhan hidup
Sudah
kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan
hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas: kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani.Kebutuhan jasmaniah misalnya: makan, minum, pakaian, rumah.
(sandang, pangan, dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan. Untuk
memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini
disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah
maupun kemampuan berpikirnya. Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu
adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Abraham Maslow
sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah:
a)
kelangsungan hidup (survival)
b)
keamanan ( safety )
c)
hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d)
diakui lingkungan (status)
e)
perwujudan cita-cita (self actualization)
STUDI
KASUS :
Manusia mempunyai harapan dan kepercayaan masing-masing. Dengan
adanya harapan manusia jadi mempunyai suatu arti hidup di dunia ini. Harapan
setiap manusia pasti ingin menjadi sukses dan hidup bahagia. Untuk menjadi
sukses dan hidup bahagia setiap manusia mempunyai jalan yg berbeda untuk
mencapai nya ada yg dengan jalan lurus dan juga ada yang dengan melalui jalan
berbelok-belok. Hidup ini tak selama nya lurus seperti apa yang kita harapkan,
ada saja liku-liku dalam kehidupan. Satu hal lagi, apabila kita mau mewujudkan
harapan itu dengan kenyataan nya kita harus mempunyai rasa suatu kepercayaan di
dalam hati kita karena itu salah satu dasar untuk kita mencapai sukses.
OPINI
SAYA :
Ini
adalah tugas dari bab terakhir IBD, kali ini kita akan membicarakan tentang
manusia dan harapan. Menurut saya harapan adalah sebuah keinginan untuk
mencapai sesuatu atau mendapatkan sesuatu. Harapan dimiliki oleh setiap
manusia, manusia yang tidak memiliki
harapan dapat dikatakan manusia yang sudah mati. Ketika kita membicarakan
harapan berarti kita membiarakan tentang masa depan, karena harapan adalah
sebuah keinginan yang ingin terjadi pada masa mendatang. Harapan dapat terjadi
bila diikuti oleh usaha dan doa, bila kita mempunyai harapan tanpa didasari
oleh usaha dan doa maka akan menjadi angan – angan semata. Memiliki harapan itu
adalah hak semua orang tetapi memiliki harapan juga harus melihat dari pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing, jadi janagn memilki
harapan yang terlalu tinggiatau dapat dibilang tidak mungkin terjadi, justru
yang terjadi kita dapat menjadi kehilangan akal atau menjadi tidak waras demi
mengejar harapan tersebut. Harapan juga dapat menjadi positif atau bahkan
menjadi negative. Harapan yang positif adalah harapan yang membuat kita menjadi
maju, dan harapan yang negative adalah harapan yang justru membawa kita pada
keburukan, misal kita membenci seseorang lalu kita berharap akan terjadi
sesuatu yang buruk terjadi pada orang tersebut. Hidup ini sudah ada yang
mengatur jadi tidak semua yang kita harapkan selalu terjadi, maka ketika suatu
harapan tidak bisa terwujud maka jangan lah berputus asa melainkan kita harus
terus semangat dan menjadikannya suatu pelajaran yang berharga dalam hidup
kita, karena tidak ada guru yang lebuh baik daripada pengalaman.
Langganan:
Postingan (Atom)